Penggantian sensor oksigen (O2) otomotif bergantung pada berbagai faktor, seperti model dan produsen kendaraan, kondisi berkendara, dan kebiasaan perawatan. Biasanya, Anda harus mengganti sensor O2 setiap 60.000 hingga 90.000 mil atau bila terjadi malfungsi atau kerusakan.
Sensor O2 berperan penting dalam mengatur campuran bahan bakar mobil, menunjukkan jumlah oksigen yang ada dalam gas buang dan rasio udara-bahan bakar kendaraan. Sensor harus dalam kondisi baik untuk mencapai kinerja mesin, emisi, dan penghematan bahan bakar yang optimal. Sensor O2 yang rusak atau aus dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti efisiensi bahan bakar yang buruk, kegagalan uji emisi, misfire mesin, dan kegagalan dini konverter katalitik.
Untuk memastikan pengoperasian normal sensor O2 mobil, mohon periksa secara berkala selama perawatan atau perbaikan, terutama bila ada tanda-tanda keausan atau kerusakan. Selain itu, perhatikan juga gejala-gejala pada kendaraan, seperti boros bahan bakar, lampu indikator mesin menyala tanpa sebab, dan akselerasi berkurang. Jika Anda mengalami masalah ini, mohon segera ganti sensor O2 dengan sensor baru yang berkualitas tinggi.
Singkatnya, mengganti sensor O2 mobil secara teratur akan membantu Anda menjaga kesehatan mesin, emisi bersih, dan efisiensi bahan bakar yang optimal. Pastikan untuk memantau kondisi sensor secara saksama dan konsultasikan dengan mekanik atau teknisi untuk mendapatkan saran tentang frekuensi penggantian. Melalui perawatan yang tepat dan penggantian tepat waktu, mobil Anda akan tetap dalam kondisi baik selama bertahun-tahun mendatang.

